Sabtu, 30 April 2011

Damn it's true


source : stupidcreations.tumblr.com

simple, random thing

Sometimes, I have this sudden urge to talk to you, to ask you about your day and your life, but right when I’m about to bring myself to that point, I remember that I’m a nobody to you..









randomize a head







Jumat, 29 April 2011

jualan suntik vitamin C





pasti kamu orang semua udah pada tau doong..
guna n manfaat vit. C buat tubuh kita tuuh apa aja..??
ya kan.. ya dong..!!
Vit. C yang mengandung asam askorbat dipercaya dapat mencerahkan kulit..
dapat menghilangkan flek2 dan kulit yang kusam..
karena gunanya sebagai antioksidan, vit. C dipercaya mampu memberikan kesegaran sendiri pada tubuh kita yang mengkonsumsi nya..

Apakah kalian termasuk orang yang rutin mengkonsumsi vit. C? baik dari jeruk, cabe, dan jenis makanan lain yang mengandung vit. C tinggi?

Karena eh karena guna dari vit. C ini banyak banget, banyak penelitian-penelitian dilakukan.
Jadinya, sekarang ini, vitamin C banyak sekali digunakan dalam dunia kecantikan..
pastinya anda semua sudah tidak asing lagi dengan yang namanya suntik vitamin C?

Sekarang ini, saya menawarkan vit. C secara injeksi..
10 ampul , dalam 1 ampul berisi 5 ml.
HANYA SEHARGA 175 RIBU

Optimalnya dipakai tiap bulan selama 10 bulan, setelah 10 bulan..
anda bisa mengistirahatkan tubuh anda dari penyuntikan ini terlebih dahulu.

Saya pribadi menyarankan untuk perbanyak mengkonsumsi air putih, selain bagus untuk kesehatan juga memperlancar metabolisme nya :)

Berikut saya tampilkan foto-fotonya..
Untuk pemesanan, silahkan hubungi 08979146942 / 088268035380
Tanya-tanya juga boleh,
setelah fix, nanti saya akan berikan no. rek. saya
Harga d atas exclude ongkir yaa
silahkan anda memesan bila tertarik,
setelah pemesanan anda bisa melakukan konfirmasi.
Dan saya akan mengirimkan lalu memberi no.resi pengiriman segera.

Saya murni berdagang, TIDAK ADA TIPU-TIPU.. Bila anda tidak percaya, bisa cek FB saya di ellysshintasafitri@yahoo.com or follow my twitter @ellys_shinta


yellow.. yellow... cold play

Artist : Coldplay
Lirik Lagu : Coldplay - Yellow
Coldplay - Yellow

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow.
I came along,
I wrote a song for you,
And all the things you do,
And it was called yellow.
So then I took my turn,
Oh what a thing to have done,
And it was all yellow.
Your skin
Oh yeah, your skin and bones,
Turn into something beautiful,
You know, you know I love you so,
You know I love you so.
I swam across,
I jumped across for you,
Oh what a thing to do.
Cos you were all yellow,
I drew a line,
I drew a line for you,
Oh what a thing to do,
And it was all yellow.
Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into something beautiful,
And you know for you,
I’d bleed myself dry for you,
I’d bleed myself dry.
It’s true, look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine for,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine.
Look at the stars,
Look how they shine for you,

kehamilan ektopik

hamil,, hamil itu anugerah yg emang banyak banget dari pasangan baru dan sudah lama menikah itu menginginkan anak.. tapi, sekarang2 kog malah banyak sii yg d aborsi..
okelah, bukan aborsi yg mu gw bahas
karena udah lewat sii bloknya.. yg mu d bahas dsini itu kehamilan ektopik.
kehamilan diluar tempat yg seharusnya, diluar rahim gitu loch..
penasaran? buat orang awam, you should know this.
buat rekan sejawat, jadi camilan ringan juga bolee..
cek this one out :D

Kehamilan ektopik sendiri adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus.
> 90% terjadi di tuba fallopii.
Diagnosis didapatkan jika terdapat: nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda, lemah, pucat, nyeri goyang serviks, syok, cairan bebas intraabdomen, penonjolan kavum Douglas (kuldosentesis).
Apa saja yang menunjang terjadinya perbaikan dalam penurunan angka kematian pada kehamilan ektopik, diantaranya adalah:
• Deteksi dini
• Monitor ultrasonografi
• Tehnik operatif
• Anestesia dan produk darah

Lokasi terjadinya kehamilan ektopik
• Tubal 97,7%
• Insterstitial 1,3%
• 1/3 proksimal 12%
• 1/3 tengah 38%
• 1/3 distal 41%
• Fimbrie 5%
• Abdominal dan intra ligamen 1,4%
• Uterus: Servikal 0,2%,Kornu 0,6%,
• Ovaria 0,2%

Faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik
• Patologi tuba atau suatu kondisi gangguan pada tuba:
• Salpingitis
• Kegagalan kontrasepsi
• Hormonal
• Kelainan embrional

Gejala dan tanda
Beberapa Gejala dan tanda yang didapatkan pada kehamilan ektopik, yang harus diwaspadai
• Tanpa gejala5%
• Nyeri abdomen 90-100%
• Amenorea 75-90%
• Perdarahan pervaginam 50-80%
• Riwayat infertilitas
• Penggunaan kontrasepsi
• Riwayat kehamilan ektopik
• Nyeri tekan abdomen/adneksa 75-95%
• Teraba massa 50%
• Demam 5-10%

TERAPI/Penatalaksanaan
• Ekspektatif
• Operatif
• Laparoskopi/laparotomi
• Radikal
• Konservatif
• MTX, RU 486 (mefipristone), glukosahiperosmolar

Ekspektatif yaitu tidak dilakukan operasi, namun dengan syarat2 tertentu
• Asimtomatik/tanpa gejala, kadang2 belum jelas benar apakah ini suatu kehamilan ektopik atau bukan
• Kadar awal BHCG bhcg<1000 br="br">• Diameter massa< 30 mm
• Penurunan BHCG
Operatif radikal : operasi ini dilakukan bila sudah terjadi robeknya tempat implantasi, misalnya tuba sudah robek compang camping, sehingga tidak dipertahankan lagi keutuhan tuba atau saluran telur
• Salpingektomi
• ovarektomi
Operatif konservatif jika tuba masih dapat dipertahankan
• Salpingotomi
• Salpingostomi
• Fimbriektomi: angka rekuren ektopik tinggi (24%)
• Salpingektomiparsial

nyeri,,

nyeri.. ini nyerii.. pada semut merah ,, yg berbaris di dinding,, menatap ku curiga .. seakan penuh tanya sedang apa dsnaa..
hhaa~~
okelah, gw mu nulius tentang nyeri di dinding abdomen..
macem2nya.. sifat2nya
oke lets cekidot !! :D

Nyeri Abdomen
Definisi Nyeri Abdomen
Nyeri dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen, dinding abdomen, atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen, pada tulang belakang atau thorak.

Sifat Nyeri Abdomen
• Nyeri Alih
Terjadi jika suatu segmen persarafan melayani >1 daerah, misal, persarafan diafragma berasal dari regio leher C 3-5 pindah ke bawah pada masa embrional, sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan/peradangan akan dirasakan dibahu.
• Nyeri Radiasi
Nyeri menyebar dalam sistem/jalur anatomi yang sama, misal, kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar (labium mayor (wanita) atau testis). Kadang sukar dibedakan dari nyeri alih.
• Nyeri Proyeksi
Disebabkan rangsangan saraf sensorik akibat cedera/peradangan saraf.
• Nyeri Kontinyu
Akibat rangsangan pada peritoneum parietal yang terus menerus, misal, pada reaksi radang. Pada pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks melindungi bagian meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat.
• Nyeri Kolik
Nyeri visceral akibat spasme otot polos berongga dan biasanya disebabkan hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri timbul karena hipoksia yang dialami jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda maka kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik. Biasanya disertai perasaan mual bahkan muntah. Saat serangan, penderita sangat gelisah, kadang berguling-guling ditempat tidur atau jalan. Trias kolik, tanda khas yang terdiri dari serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual atau muntah yang disertai gerak paksa.
• Nyeri Iskemik
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak menyurut. Merupakan tanda jaringan terancam nekrosis. Lebih lanjut, tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia, merosotnya keadaan umum, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

Macam Nyeri Abdomen
• Nyeri Viseral (Nyeri Sentral)
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ/struktur dalam rongga perut. Peritoneum viseral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Sehingga, sayatan/jahitan pada usus dapat dilakukan tanpa dirasakan pasien. Akan tetapi, bila dilakukan tarikan/regangan organ atau kontraksi otot berlebih menyebabkan iskemia (misal, kolik atau radang, akan timbul nyeri). Nyeri ini tidak dapat ditunjukkan secara tepat letak nyerinya.
Pola khas dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menyebabkan nyeri di ulu hati (epigastrium). Saluran cerna usus tengah (midgut) yaitu usus halus sampai pertengahan kolon transversum menyebabkan nyeri disekitar umbilikus. Saluran cerna bagian usus belakang (hindgut) yaitu pertengahan kolon sampai kolon sigmoid menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. Demikian juga nyeri dari buli-buli dan rectosigmoid. Karena tidak disertai rangsang peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan, sehingga penderita biasanya dapat aktif bergerak.

• Nyeri Somatik
Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, misal, regangan peritoneum parietal dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk/disayat dan nyeri dapat ditunjukkan secara tepat letaknya dengan jari, biasanya dekat dengan organ sumber nyeri. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendicitis akut. Setiap gerakan penderita, baik berupa gerak tubuh maupun gerak napas yang dalam atau batuk, juga akan menambah rasa nyeri. (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1997)

Nyeri somatik
1. Abdomen kanan atas: kandung empedu, hati, duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard
2. Epigastrium: lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon.
3. Abdomen kiri atas: limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru.
4. Abdomen kanan bawah: apendiks, adneksa, ureter, sekum, ileum
5. Abdomen kiri bawah: kolon, adneksa, ureter
6. Suprapubik: buli-buli, uterus, usus halus.
7. Periumbilikus: usus halus
8. Pinggang /punggung: pankreas, aorta ginjal

Mekanisme Nyeri
Reseptor nyeri dan stimulasinya.
Kapasitas jaringan menimbulkan nyeri apabila mendapat rangsangan yang mengganggu, bergantung pada keberadaan nosiseptor (saraf aferen primer untuk menyalurkan dan menerima rangsangan nyeri). Ujung-ujung saraf bebas nosireseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan kimiawi yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosireseptor bervariasi di seluruh tubuh, dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan kutis , otot rangka dan sendi. Reseptor nyeri visera tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tetapi di permukaan peritoneum, membran pleura, durameter dan pembuluh darah.

Saraf perifer terdiri dari akson toga tipe neuron yang berlainan: neuron aferen atau neuron sensorik primer, neuron simpatik dan neuron pascaganglion simpatis. Serat pascaganglion simpatik dan motorik adalah serat aferen (membawa impuls dari medula spinalis ke jaringan organ efektor). Badan sel dari neuron aferen primer terletak di akral dorsal N. Spinalis. Setelah keluar dari badan selnya di ganglion akral dorsal (GAD), akson saraf aferen primer terbagi mnejadi dua prosesus: satu masuk ke kornu dorsalis medula spinalis, dan yang lain mempersarafi jaringan. Serat serat aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran, derajat mielinisasi, dan kecepatan penghantaran. Serat aferen A-alfa dan A-beta berukuran paling besar dan bermielin serta memiliki kecepatan hantaran tertinggi. Serta serat ini berespon terhadap sentuhan, tekanan, dan sensasi kinestetik, namun serat-serat ini tidak berespon terhadap rangsangan yang mengganggu sehingga tidak dapat diklasifikasikan sebagai nosiseptor. Sebaliknya serat serat aferen primer A-delta yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin serta yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin serta serat aferen primer C.

salpingitis

salpingitis.. lagi2 itis2,, yg dibahas...
peradangan pada salphynx..

cek this one out :D
Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . . Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis , ooforitis , myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum pelvis. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan pada tuba falopii.

JENIS-JENIS
Ada dua jenis salpingitis: salpingitis salpingitis akut dan kronis.
• salpingitis Akut:
Dalam salpingitis akut, saluran tuba menjadi merah dan bengkak, dan cairan ekstra mengeluarkan sehingga dinding bagian dalam tabung sering tetap bersatu. Tabung juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi dapat mengisi dan mengasapi dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi, tabung pecah dan menyebabkan infeksi berbahaya dari rongga perut (peritonitis).

• Salpingitis Kronis
Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini lebih ringan, lebih tahan lama dan tidak dapat menghasilkan gejala terlihat banyak.

Gejala
Gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi. Yang paling umum adalah:
• Abnormal bau dan warna cairan vagina.
• Nyeri saat ovulasi
• Rasa sakit selama hubungan seksual
• Sakit datang dan pergi dalam periode
• Sakit perut
• Turunkan sakit punggung
• Demam
• Mual
• Muntah

Penyebab dan patofisiologi
Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain.

Faktor risiko
Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan bahwa serviks terbuka selama menstruasi infeksi memungkinkan untuk mencapai saluran tuba.

Faktor risiko lain termasuk prosedur bedah, menembus dinding serviks:
• Biopsi endometrium
• kuret
• histeroskopi
risiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan leher rahim, menginfeksi memungkinkan organisme berkembang biak dan akhirnya naik ke tuba fallopi:
• antibiotik
• ovulasi
• haid
• penyakit menular seksual (PMS)
Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina ke tuba fallopi. faktor risiko coital adalah:
• Kontraksi uterus
• Sperma, membawa organisme ke atas.
Spesies Bakteri yang paling terkait dengan salpingitis adalah
• N. gonorrhoeae
• Chlamydia trachomatis
• Mycoplasma
• Staphylococcus
• Streptococcus
Namun, biasanya salpingitis polymicrobal , melibatkan berbagai jenis organisme. Contoh lain dari organisme yang terlibat adalah:
• Ureaplasma urealyticum
• anaerobik dan aerobik bakteri.

Komplikasi
• Infeksi indung telur dan rahim
• Infeksi pada pasangan seks
• Suatu abses pada ovarium

Pengobatan
Salpingitis ini paling sering diobati dengan antibiotik. Pengobatan dan Kontak-tracing meminimalkan komplikasi, Pengobatan IV Antibiotik jika sangat tidak sehat (misalnya, Cefoxitin 2gr/6hrls lambat IV dengan Doxycyclin 100 mg/12h PO) pada awalnya kemudian Doxycyclin 100 mg / 12 jam PO dengan Metronidazol 400 mg 12h PO sampai 14 hari dapat menutupi infeksi gonore dan klamidia. jika kurang kurang sehat Ofloxacin 400 mg/12 PO h dan Metronidazol 400 mg/12 jam PO selama 14 hari.

laparotomi

nggak cuman orang medis aja yang kudu tau laparotomi,
karena eh karena kemajuan jaman n kecanggihan teknologi yang aturan kita sebagai generasi muda memanfaatkannya nggak cuman buat facebook-an aja..
ini dia, gw mau bahas dikit tentang laparotomi..
buat temen2 sejawat yg mau bacaan ringan.. monggoo!!!
cek this one out! xD


Pengertian Laparatomi
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen, bedah laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan.
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi yaitu: Herniotorni, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepateroktomi, splenorafi/splenotomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dan fistulotomi atau fistulektomi. Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi ovarium yaitu: histerektomi baik itu histerektomi total, histerektomi sub total, histerektomi radikal, eksenterasi pelvic dan salingo-coforektomi bilateral. Selain tindakan bedah dengan teknik sayatan laparatomi pada bedah digestif dan kandungan, teknik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain, menurut Spencer (1994) antara lain ginjal dan kandung kemih.
Ada 4 (empat) cara, yaitu :
1) Midline incision
2) Paramedian, yaitu : panjang (12,5 cm) ± sedikit ke tepi dari garis tengah
3) Transverse upper abdomen incision, yaitu : sisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy
4) Transverse lower abdomen incision, yaitu : 4 cm di atas anterior spinal iliaka, ± insisi melintang di bagian bawah misalnya : pada operasi appendictomy.

. Indikasi Laparatomi
1) Trauma abdomen (tumpul atau tajam) / Ruptur hepar
2) Peritonitis
3) Perdarahan saluran pencernaan (Internal Blooding)
4) Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5) Masa pada abdomen (Sjamsuhidajat R, Jong WD, 1997).

c. Komplikasi
1) Ventilasi paru tidak adekuat
2) Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan

d. Post Laparatomi
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.

e. Tujuan Perawatan Post Laparatomi
1) Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
2) Mempercepat penyembuhan
3) Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi
4) Mempertahankan konsep diri pasien
5) Mempersiapkan pasien pulang

f. Komplikasi Post Laparatomi
1) Tromboplebitis
Tromboplebitis post opersi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif.
2). Infeksi
Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aureus, organisme ;gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Untuk menghindari infeksi luka yang pali penting adalah perawatan luka dengan mempertahankan aseptik dan antiseptik.
3). Dehisensi Luka atau Eviserasi
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan muntah.
4). Proses Penyembuhan Luka
a). Fase pertama (Inflamasi)
Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak/rapuh. Sel-sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai kerangka.
b). Fase kedua (Proliferatif)
Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.
c). Fase ketiga (Maturasi)
Sekitar 2 sampai 10 minggu kolagen terus menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.
d). Fase keempat (fase terakhir)
Pada fase penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.

g. Intervensi untuk Meningkatkan Penyembuhan
1). Meningkatkan intake makanan tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP)
2). Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid
3). Pencegahan infeksi

h. Pengembalian Fungsi Fisik
Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan nafas dan batuk efektif, latihan mobilisasi dini. Latiahn-latihan fisik diantaranya latihan nafas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki, menggerakan otot-otot bokong. Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur, semuanya dilakukan hari ke 2 post opersi.
Tekhnik Operasi
- Midline Epigastric Incision
Incisi dilakukan persis pada garis tengah dimulai dari ujung Proc. Xiphoideus hingga 1 cm diatas umbilikus. Kulit, fat subcutan, linea alba, fat extraperitoneal, dan peritoneum dipisahkan satu persatu.
- Midline Subumbilical Incision
Incisi dilakukan persis pada garis tengah,dan bisa merupakan perluasan dari Midline
- Epigastric Incision.
Sebagai aturan umum, peritoneum harus dibuka dari ujung bawah dari incisi, untuk menghindari lig.falciforme, tetapi untuk Midline Subumbilical Incision peritoneum harus dibuka dari bagian atas incisi untuk menghindari cidera kandunung kemih.
Peritoneum harus dibuka dengan sangat hati-hati. Cara yang paling aman adalah membukany adengan menggunakan dua klem artery, yang dijepitkan dengan sangat hati-hati pada peritoneum. Kemudian peritoneum diangkat dan sedikit diggoyang-goyang untuk memastikan tidak adanya struktur dibawahnya yang ikut terjepit. Kemudian peritoneum diincisi dengan menggunakan pisau. Incisi ini harus cukup lebar untuk memasukkan 2 jari kita yang akan dipergunakan untuk melindungi struktur dibawahnya sewaktu kita membuka seluruh peritoneum.
Perhatian khusus harus diberikan pada saat melakukan laparotomi pada penderita yang mengalami sumbatan usus, karena usus yang mengalami distensi akan terletak tepat dibawah peritoneum yang kita incisi, dan juga pada penderita yang pernah mengalami laparotomi sebelumnya, dimana harus difikirkan kemungkinan adanya perlengketan peritoneum dan struktur dibawahnya. Dan jika keadaan ini yang dicurigai dihadapi, maka sangat bijaksana jika kita melakukan incisi pada tempat lain yang cukup jauh dari tempat kemungkinan terjadinya perlengketan tadi.
- Upper Paramedian Incision
Incisi ini dapat dibuat baik di sebelah kanan atau kiri dari garis tengah. Kira-kira 2,5-5 cm dari garis tengah. Incisi dilakukan vertical, mulai dari batas costa, berakhir pada 2-8 cm dibawah umbilicus.
- Lower Paramedian Incision
Incisi ini similiar dengan Upper Paramedian Incision dan, biasanya, memang merupakan perluasan dari Upper Paramedian Incision hingga dapat mencapai abdomen dari batas costa hingga ke pubis. Hanya pada tip[e incisi ini harus diperhatikan pembuluh darah Epigastrica Inferior yang harus dipisahkan dan diikat.
- Lateral Paramedian Incision
Adalah modifikasi dari Paramedian Incision yang dikenalkan oleh Guillou et al. Dimana incisi dilakukan pada pertemuan dari pertengahan dan 1/3 luar dari rectus sheat. Pada titik ini anterior rectus sheat terdiri dari 2 lapis. Anterior sheat dipisahkan dari otot rectus. Dan kemudian Posterior sheat atau peritoneum , atau keduanya dipisahkan dengan cara yang sama dengan anterior sheat. Secara teoritis, tekhnik ini akan memperkecil kemungkinan terjadinya wound dehiscence dan incisional hernia.
- Vertical Muscle Splitting Incision
Incisi ini sama dengan conventional paramedian incision, hanya otot rectus pada incisi ini dipisahkan secara tumpul (splitting longitudinally) pada 1/3 tengahnya, atau jika mungkin pada 1/6 tengahnya. Incisi ini berguna untuk membuka scar yang berasal dari incisi paramedian sebelumnya.
- Kocher Subcostal Incision
Incisi Subcostal kanan yang biasanya digunakan untuk megakses gallbladder dan biliary passages.. Sedangkan incisi subkostal kiri dilakukan biasanya untuk splenektomi elektif.
Incisi dilakukan mulai dari garis tengah, 2,5-5 cm di bawah Proc. Xiphoideus dan diperluas menyusuri batas costa kira-kira 2,5 cm dibawahnya, sepanjang kira-kira 12 cm McBurney Gridiron Atau Muscle Split Incision. Dilakukan untuk kasus Appendicitis Akut Dan diperkenalkan oleh Charles McBurney pada tahun 1894. Incisi dilakukan pada titik McBurney secara transverse skin crease, tetapi jika penderitanya gemuk atau jika mungkin diperlukan untuk memperluas incise maka dibuat incise oblique.
- Pfannenstiel Incision
Incisi yang popular dalam bidang gynecologi dan juga dapat memberikan akses pada ruang retropubic pada laki-laki untuk melakukan extraperitoneal retropubic prostatectomy. Incisi dilakukan kira-kira 5 cm diatas symphisis Pubis skin crease sepanjang ± 12 cm.
- Thoracoabdominal Incision
Incisi Thoracoabdominal, baik kanan maupun kiri, akan membuat cavum pleura dan cavum abdomen menjadi satu. Dimana incisi ini akan membuat akses operasi yang sangat baik. Incisi thorakoabdominal kanan biasanya dilakukan untuk melakukan emergensi ataupun elektif reseksi hepar Incisi thorakoabdominal kiri efektif jika dilakukan untuk melakukan reseksi dari bagian bawah esophagus dan bagian proximal dari lambung.
Penderita berada dalam pesisi “cork-screw”. Abdomen diposisikan kira-kira 45° dari garis horizontal, sedangkan thorax berada dalam posisi yang sepenuhnya lateral. Incisi pada bagian abdomen dapat merupakan midline incision ataupun upper paramedian incision. Incisi ini dilanjutkan dengan incisi thotac secara oblique pada intercostal ke-8.
Setelah abdomen dibuka, incisi pada dada diperdalam dengan menembus m.latissimus dorsi, serratus anterior, dan obliquus externus dan aponeurosisnya. Incisi pada abdomen tadi dilanjutkan hingga mencapai batas costa
M.Intercostal 8 dipisahkan untuk mencapai cavum pleura. Finochietto chest retractor dimasukkan pada intercostal 8 dan pelan-pelan di buka. Dan biasanya kita tidak perlu untuk memotong costa. Kemudian kita melakukan pemisahan diaphragma, memisahkan dan mengikat cabang-cabang dari pembuluh phrenica.
Penutupan dari incisi ini adalah dimulai dengan menjahit diaphragma 2 lapis, memasang wsd pada cavum pleura melalui incisi yang berbeda, menutup otot dada dengan menggunakan catgut atau dexon, dan kemudian menutup incisi abdomen dengan mass suture technique

Komplikasi Insisi
• Stitch abscess
Biasanya muncul pada hari ke 10 postopersi atau bisa juga sebelumnya, sebelum jahitan incisi tersebut diangkat.. Abses ini dapat superficial ataupun lebih dalam. Jika dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika di raba. Abses ini biasanya akan diabsopsi dan hilang dengan sendirinya, walaupun untuk yang superficial dapat kita lakukan incisi pada abses tersebut. Antibiotik jarang diperlukan untuk kasus ini.
• Sellulitis
Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema dan proses inflamasi sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus Aureus, E. Colli, Streptococcus Faecalis, Bacteroides, dsb. Penderitanya biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, anorexia dan malaise. Keadaan ini dapat diatasi dengan membuka beberapa jahitan untuk mengurangi tegangan dan penggunaan antibiotika yang sesuai. Dan jika keadaannya sudah parah dan berupa suppurasi yang extensiv hingga kedalam lapisan abdomen, maka tindakan drainase dapat dilakukan.
• Gas Gangrene infection of Abdominal Wounds
Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72 jam setelah operasi, peningkatan temperature (39° -41° C), Takhikardia (120-140/m), shock yang berat. Keadaan ini ddapat diatasi dengan melakukan debridement luka di ruang operasi, dan pemberian antibiotika, sebagai pilihan utamanya adalah, penicillin 1 juta unit IM dilanjutkan dengan 500.000 unit tiap 8 jam.
• Hematoma
Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang dengan sendirinya, ataupun jika hematom itu cukup besar maka dapat dilakukan aspirasi.
• Keloid Scars
Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain. Jika keloid scar yang terjadi tidak terlalu besar maka injeksi triamcinolone kedalam keloid dapat berguna, hal ini dapat diulangi 6 minggu kemudian jika belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Jika keloid scar nya tumbuh besar, maka operasi excisi yang dilanjutkan dengan skin-graft dapat dilakukan.
• Abdominal wound Disruption and Evisceration
Disrupsi ini dapat partial ataupun total. Insidensinya sendiri bervariasi antara 0-3 %. Dan biasanya lebih umum terjadi pada pasien >60 tahun dibanding yang lebih muda. Laki-laki dibanding wanita 4 : 1

Peritonitis

peritonitis, dari namanya yg -itis2 aja kita udah tau klo ini tuh salah satu jenis dari peradangan.
peradangan di peritoneum abdomen.
banyak juga kasusnya di blok gastro, bakal sering ditemuin gituch!
hhheee~~
oke, this my report. cake this one out :D

DEFINISI
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

PENYEBAB
Peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu.
Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan bila diobati.
2. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual
3. Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia)
4. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi
5. Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan.
Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan bagian usus.
6. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di dalam perut.
7. Iritasi tanpa infeksi.
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi.

GEJALA
Gejala peritonitis tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya.
Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan merasakan nyeri tumpul di perutnya.
Bisa terbentuk satu atau beberapa abses.

Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus.
Bila peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi bisa berkembang dengan cepat.
Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. Terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan elektrolit.
Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utama, seperti kegagalan paru-paru, ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar.

DIAGNOSA
Foto rontgen diambil dalam posisi berbaring dan berdiri.
Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat terlihat pada foto rontgen dan merupakan petunjuk adanya perforasi.

Kadang-kadang sebuah jarum digunakan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut, yang akan diperiksa di laboratorium, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan memeriksa kepekaannya terhadap berbagai antibiotika.
Pembedahan eksplorasi merupakan teknik diagnostik yang paling dapat dipercaya.

PENGOBATAN
Biasanya yang pertama dilakukan adalah pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila terdapat apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau divertikulitis.
Pada peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau penyakit radang panggul pada wanita, pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan.

Diberikan antibiotik yang tepat, bila perlu beberapa macam antibiotik diberikan bersamaan.
Cairan dan elektrolit bisa diberikan melalui infus.

Apendisitis

Penyakit yang umum banget terjadi di masyarakat, terlebih menyerang anak-anak sampai dewasa muda. Karena itu, gw mau share dikit. #efek ngerjain laporan tutorial juga sih. HHaa~~


cek this one out.!


DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks).
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.

Letak apendiks
Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.

Ukuran dan isi apendiks
Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin.

Posisi apendiks
Laterosekal : di lateral kolon asendens.
Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis minor.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

PENYEBAB
Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif yang menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks. Selain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks.
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan :
- masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal
- terbentuknya abses
- pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
- masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.

Klasifikasi
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :
- Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
- Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

MANIFESTASI KLINIK
1. Menurut Betz, Cecily, 2000 :
o Sakit, kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah
o Anoreksia
o Mual
o Muntah,(tanda awal yang umum, kuramg umum pada anak yang lebih besar).
o Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonotis.
o Nyeri lepas.
o Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.
o Konstipasi.
o Diare.
o Disuria.
o Iritabilitas.
o Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama.
2. Manifestasi klinis menurut Mansjoer, 2000 :
Keluhan apendiks biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan semakin progresif, dan denghan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda Rovsing, psoas, dan obturatorpositif, akan semakin meyakinkan diagnosa klinis.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.


Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

DIAGNOSA
. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut Betz(2002), Catzel(1995), Hartman(1994), antara lain :
1. Anamnesa
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah :
o Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
o Muntah oleh karena nyeri viseral.
o Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).
o Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.
Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks . Apendicitis disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendiculer
2. Palpasi
Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal yaitu:
- Nyeri tekan di Mc. Burney.
- Nyeri lepas.
- Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal
Pada appendix letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang .
Tanda-tanda khas yang didapatkan pada palpasi appendicitis yaitu:
a. Nyeri tekan (+) Mc.Burney
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis
b. Nyeri lepas (+)
Rebound tenderness (nyeri lepas tekan ) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam di titik Mc Burney.
c. Defens musculer (+)
Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
d. Rovsing sign (+)
Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah, apabila kita melakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya tekanan yang merangsang peristaltik dan udara usus, sehingga menggerakan peritoneum sekitar appendix yang meradang sehingga nyeri dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan (somatik pain)
e. Psoas sign (+)
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks
Ada 2 cara memeriksa :
1. Aktif : Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, pasien memfleksikan articulatio coxae kanan maka akan terjadi nyeri perut kanan bawah.
2. Pasif : Pasien miring kekiri, paha kanan dihiperekstensikan pemeriksa, nyeri perut kanan bawah
f. Obturator Sign (+)
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam dan luar (endorotasi articulatio coxae) secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium

3. Auskultasi
Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks
3. Laboratorium
Pemeriksaan darah : lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari 13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya lekositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke kiri. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

4. Pemeriksaan Colok Dubur
Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis pelvika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur.
5. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
6. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix

Komplikasi
1. Menurut Hartman, dikutip dari Nelson, 1994 :
o Perforasi.
o Peritonitis.
o Infeksi luka.
o Abses intra abdomen.
o Obstruksi intestinum.
2. Menurut Mansjoer, 2000 :
Apendiksitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi peyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut.
Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak klien pertam akali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.
Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain sebagai penunjang : tirah baring dalam posisi fowler medium, pemasangan NGT, puasa, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang, pemberian antibiotik berspektrum luas dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan kultur, transfusi utnuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensif, bila ada.
Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung ke arah rektum atau vagina. Terapi dini dapat diberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segera menghilang, dan apendiktomi dapat dilakaukan 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap progresif harus segera dilakukan drainase. Abses daerah pelvis yang menonjol ke arah rektum atau vagina dengan fruktuasi positif juga perlu dibuatkan drainase.
Tromboflebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang letal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam sepsis, menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Pada keadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengan drainase. Komplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus dan fokal sepsis intraabdominal lain. Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.


PENGOBATAN
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
1. Sebelum operasi
o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
o Pemasangan kateter untuk control produksi urin.
o Rehidrasi
o Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
o Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.
o Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
2. Operasi
o Apendiktomi.
o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
o Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
3. Pasca operasi
o Observasi TTV.
o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.
o Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.
o Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.
o Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.
o Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
o Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2×30 menit.
o Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
o Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang ditandai dengan :
o Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
o Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis
o Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri.
Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan :
o Umumnya klien berusia 5 tahun atau lebih.
o Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi.
o Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
o Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut.Pembedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.



sekian- ^o^

Rabu, 27 April 2011

my day

fuh.. fuhh.. fuhh.. kayaknya udah lama banget ga update blog ampe gw yakin klo ini adalah rumah pasti rumahnya udah banyak sarang laba-labanya :)


mau cerita dikit lah, sesi ulang tahun gw kali ini..
Pas tanggal 16 April, malem2 gw nraktir yg jadi 'kebiasaan' temen2 yg datengnya cuman anak2 Praban k obonk.. huft, BT banyak yg ga dateng.. mna tau2 dapet telpon dari ibu klo ayah udh d jalan? what hell! gw kan gaa boyee kluar malem2.. hhee~~
tapi, BT nya ilang pas malem2 dapet cake dari anak2 kost hesti.. trus tau2 all my girls dateng dengan cake pinky buatan sendirinya..
pas malem2 pulak, disiram sama anak-anak kostan pake aer belau ampe diomelin pak RW.. huhuuu :'(
and terpaksa ngepel malem2 sama ngerendem baju malem2.. But, i luv u all




Malem2 ayah bawa kue yg aselii buanyak benjet,, kue yg bronis2an 2 biji, kue gulung super satu, kue yg setengah keju-setengah coklat yg asli enak(bakal minta d beliin lg gw klo balik), trus sepatu kets buat larii,, trus sama training gr2 training gw cuman satu n gw hobi olahraga,, tas kulit (sukak banget),, sama rok item yg ngegeliwir2 n masi gmana juga masi ada tempelan harga beli d sabar-subur plaza depan rumah -,-a
asiikk,, get alot of cakes n stuff :D

Selang berapa hari, abis bokap gw balik, gw baru nraktir anak2 sisanya.. tanpa laki2 dy orang.
gw dengan polos dan nistanya pula, mikir kan sweet amat, tumben anak2 nggak meng-ababil-isasi..
ga taunya doong! dong! siang balik nraktir sisanya, gw lagi enak2 nongkrong d WC, dy org dateng sepasukan dengan tanpa berdosanya gw d sekep, d iket, n d lakban bibir gw..
Dodolnya dy org, gw tau.. scara mata d buka.. #taun kmarennya mata gw dtutup.. nyehee~



Jadilah rambut gw jadi adonan aer ntah bekas cuci piring atau apa.. katanya 'putri galih' sii tuu aer minta d babang2 somai -,-a
plus celor bucuk, selai coklat kacang yg ini jelas udah basi gw yakin (udah dari kapan tauk ada d kamar cuwee),, mentega, terigu, kopi (yg ini belum sempet)..
Dan gw berhasil meloloskan diri sebanyak dua kali.. hhaa~~
pinter sekaligus bego juga.. pinter bisa ngelolosin diri tapi kog bego kali ampe ketangkep lagi.. huh.
d video-in dengan nistanya sama sii cintya najong..
denger cerita anak2 sii, pas gw berhasil dengan sukses bwt lepas yg pertama itu dy org langsung lari, ke arah belakang kostan gw..
soalnya gw d iketnya d luar pager kostan! Dan bayangpun dong, jadi tontonan kan pastii -.-a
yang ayu ampe lepas sepatu ama masuk rumah orang , yang ntah uci apa cuwee ampe ngumpet d jemuran orang, yang naya ampe angkat rok. hha~ #penulis sambil ketawa

eh, kan duit gw, ATM gw, KTP gw pake d rampok(red. d ambil tanpa sepengetahuan) pulak..
inilah cerobohnya.. lagian geh, kluar klas bentar aja nemen amat klo gw megangin dompet kmana2..
trus abis selang 10 harii (kata uci), dengan kamuflase ada yg tujuh bulanan lah , ada yg 5 bulanan lah..
mana badan meriang meriem malindaa gr2 belakangan kluar malem tyuss..
dateng lah, #gr2 inget kata2 cuwee klo gw skrg jrg ikut kumpul.. jadi ga enak n ikut laaah gw..



setelah puas makan duren n ngasoy2 makan minum jagung bakar,, dy org ngasii kado yg isinya ATM2, KTP, n batere hp (keknya batere hp lama yg lupa2 mlu mu gw buang)
Aselii,, udh mna ga ada ATM, mau ngambil pke buku tabungan geh musti make KTP.. Gila lah dy org..
Dan puun,, terakhirnyaa gw dkasi kembalian n dceritain perampokan itu smuaa..
huhhuuu..
mana tanggal tua kan tuu,,, kek manalah gw menyambung hidup #lebaii..hhaa~
dan mulangin kembalian sisa beli itu semuaa.. huaaaa!!!!
kenapalah tyap gw ultah pestii nraktirnya doble, triple,,

taun kmaren doble blom tetek bengeknyaa..
taun ini malah triple2an..

ga kebayang klo ampe taun besok fourple2 an..
hhaaa~~

Yasudahlah,, seababil2nya temen2 gw,,, segila2nya dy org..
tetep temen gw #sambil kentut.. -,-''
hhhaaa~~

-THE END-

Sabtu, 30 April 2011

Jumat, 29 April 2011

jualan suntik vitamin C





pasti kamu orang semua udah pada tau doong..
guna n manfaat vit. C buat tubuh kita tuuh apa aja..??
ya kan.. ya dong..!!
Vit. C yang mengandung asam askorbat dipercaya dapat mencerahkan kulit..
dapat menghilangkan flek2 dan kulit yang kusam..
karena gunanya sebagai antioksidan, vit. C dipercaya mampu memberikan kesegaran sendiri pada tubuh kita yang mengkonsumsi nya..

Apakah kalian termasuk orang yang rutin mengkonsumsi vit. C? baik dari jeruk, cabe, dan jenis makanan lain yang mengandung vit. C tinggi?

Karena eh karena guna dari vit. C ini banyak banget, banyak penelitian-penelitian dilakukan.
Jadinya, sekarang ini, vitamin C banyak sekali digunakan dalam dunia kecantikan..
pastinya anda semua sudah tidak asing lagi dengan yang namanya suntik vitamin C?

Sekarang ini, saya menawarkan vit. C secara injeksi..
10 ampul , dalam 1 ampul berisi 5 ml.
HANYA SEHARGA 175 RIBU

Optimalnya dipakai tiap bulan selama 10 bulan, setelah 10 bulan..
anda bisa mengistirahatkan tubuh anda dari penyuntikan ini terlebih dahulu.

Saya pribadi menyarankan untuk perbanyak mengkonsumsi air putih, selain bagus untuk kesehatan juga memperlancar metabolisme nya :)

Berikut saya tampilkan foto-fotonya..
Untuk pemesanan, silahkan hubungi 08979146942 / 088268035380
Tanya-tanya juga boleh,
setelah fix, nanti saya akan berikan no. rek. saya
Harga d atas exclude ongkir yaa
silahkan anda memesan bila tertarik,
setelah pemesanan anda bisa melakukan konfirmasi.
Dan saya akan mengirimkan lalu memberi no.resi pengiriman segera.

Saya murni berdagang, TIDAK ADA TIPU-TIPU.. Bila anda tidak percaya, bisa cek FB saya di ellysshintasafitri@yahoo.com or follow my twitter @ellys_shinta


yellow.. yellow... cold play

Artist : Coldplay
Lirik Lagu : Coldplay - Yellow
Coldplay - Yellow

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow.
I came along,
I wrote a song for you,
And all the things you do,
And it was called yellow.
So then I took my turn,
Oh what a thing to have done,
And it was all yellow.
Your skin
Oh yeah, your skin and bones,
Turn into something beautiful,
You know, you know I love you so,
You know I love you so.
I swam across,
I jumped across for you,
Oh what a thing to do.
Cos you were all yellow,
I drew a line,
I drew a line for you,
Oh what a thing to do,
And it was all yellow.
Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into something beautiful,
And you know for you,
I’d bleed myself dry for you,
I’d bleed myself dry.
It’s true, look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine for,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine.
Look at the stars,
Look how they shine for you,

kehamilan ektopik

hamil,, hamil itu anugerah yg emang banyak banget dari pasangan baru dan sudah lama menikah itu menginginkan anak.. tapi, sekarang2 kog malah banyak sii yg d aborsi..
okelah, bukan aborsi yg mu gw bahas
karena udah lewat sii bloknya.. yg mu d bahas dsini itu kehamilan ektopik.
kehamilan diluar tempat yg seharusnya, diluar rahim gitu loch..
penasaran? buat orang awam, you should know this.
buat rekan sejawat, jadi camilan ringan juga bolee..
cek this one out :D

Kehamilan ektopik sendiri adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus.
> 90% terjadi di tuba fallopii.
Diagnosis didapatkan jika terdapat: nyeri perut bagian bawah pada kehamilan muda, lemah, pucat, nyeri goyang serviks, syok, cairan bebas intraabdomen, penonjolan kavum Douglas (kuldosentesis).
Apa saja yang menunjang terjadinya perbaikan dalam penurunan angka kematian pada kehamilan ektopik, diantaranya adalah:
• Deteksi dini
• Monitor ultrasonografi
• Tehnik operatif
• Anestesia dan produk darah

Lokasi terjadinya kehamilan ektopik
• Tubal 97,7%
• Insterstitial 1,3%
• 1/3 proksimal 12%
• 1/3 tengah 38%
• 1/3 distal 41%
• Fimbrie 5%
• Abdominal dan intra ligamen 1,4%
• Uterus: Servikal 0,2%,Kornu 0,6%,
• Ovaria 0,2%

Faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik
• Patologi tuba atau suatu kondisi gangguan pada tuba:
• Salpingitis
• Kegagalan kontrasepsi
• Hormonal
• Kelainan embrional

Gejala dan tanda
Beberapa Gejala dan tanda yang didapatkan pada kehamilan ektopik, yang harus diwaspadai
• Tanpa gejala5%
• Nyeri abdomen 90-100%
• Amenorea 75-90%
• Perdarahan pervaginam 50-80%
• Riwayat infertilitas
• Penggunaan kontrasepsi
• Riwayat kehamilan ektopik
• Nyeri tekan abdomen/adneksa 75-95%
• Teraba massa 50%
• Demam 5-10%

TERAPI/Penatalaksanaan
• Ekspektatif
• Operatif
• Laparoskopi/laparotomi
• Radikal
• Konservatif
• MTX, RU 486 (mefipristone), glukosahiperosmolar

Ekspektatif yaitu tidak dilakukan operasi, namun dengan syarat2 tertentu
• Asimtomatik/tanpa gejala, kadang2 belum jelas benar apakah ini suatu kehamilan ektopik atau bukan
• Kadar awal BHCG bhcg<1000 br="br">• Diameter massa< 30 mm
• Penurunan BHCG
Operatif radikal : operasi ini dilakukan bila sudah terjadi robeknya tempat implantasi, misalnya tuba sudah robek compang camping, sehingga tidak dipertahankan lagi keutuhan tuba atau saluran telur
• Salpingektomi
• ovarektomi
Operatif konservatif jika tuba masih dapat dipertahankan
• Salpingotomi
• Salpingostomi
• Fimbriektomi: angka rekuren ektopik tinggi (24%)
• Salpingektomiparsial

nyeri,,

nyeri.. ini nyerii.. pada semut merah ,, yg berbaris di dinding,, menatap ku curiga .. seakan penuh tanya sedang apa dsnaa..
hhaa~~
okelah, gw mu nulius tentang nyeri di dinding abdomen..
macem2nya.. sifat2nya
oke lets cekidot !! :D

Nyeri Abdomen
Definisi Nyeri Abdomen
Nyeri dirasakan di abdomen dapat berasal dari dalam abdomen, dinding abdomen, atau merupakan nyeri alih dari suatu sumber di luar abdomen, pada tulang belakang atau thorak.

Sifat Nyeri Abdomen
• Nyeri Alih
Terjadi jika suatu segmen persarafan melayani >1 daerah, misal, persarafan diafragma berasal dari regio leher C 3-5 pindah ke bawah pada masa embrional, sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan/peradangan akan dirasakan dibahu.
• Nyeri Radiasi
Nyeri menyebar dalam sistem/jalur anatomi yang sama, misal, kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar (labium mayor (wanita) atau testis). Kadang sukar dibedakan dari nyeri alih.
• Nyeri Proyeksi
Disebabkan rangsangan saraf sensorik akibat cedera/peradangan saraf.
• Nyeri Kontinyu
Akibat rangsangan pada peritoneum parietal yang terus menerus, misal, pada reaksi radang. Pada pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri setempat. Otot dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks melindungi bagian meradang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat.
• Nyeri Kolik
Nyeri visceral akibat spasme otot polos berongga dan biasanya disebabkan hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri timbul karena hipoksia yang dialami jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda maka kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik. Biasanya disertai perasaan mual bahkan muntah. Saat serangan, penderita sangat gelisah, kadang berguling-guling ditempat tidur atau jalan. Trias kolik, tanda khas yang terdiri dari serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual atau muntah yang disertai gerak paksa.
• Nyeri Iskemik
Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak menyurut. Merupakan tanda jaringan terancam nekrosis. Lebih lanjut, tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia, merosotnya keadaan umum, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

Macam Nyeri Abdomen
• Nyeri Viseral (Nyeri Sentral)
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ/struktur dalam rongga perut. Peritoneum viseral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Sehingga, sayatan/jahitan pada usus dapat dilakukan tanpa dirasakan pasien. Akan tetapi, bila dilakukan tarikan/regangan organ atau kontraksi otot berlebih menyebabkan iskemia (misal, kolik atau radang, akan timbul nyeri). Nyeri ini tidak dapat ditunjukkan secara tepat letak nyerinya.
Pola khas dengan persarafan embrional organ yang terlibat. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menyebabkan nyeri di ulu hati (epigastrium). Saluran cerna usus tengah (midgut) yaitu usus halus sampai pertengahan kolon transversum menyebabkan nyeri disekitar umbilikus. Saluran cerna bagian usus belakang (hindgut) yaitu pertengahan kolon sampai kolon sigmoid menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. Demikian juga nyeri dari buli-buli dan rectosigmoid. Karena tidak disertai rangsang peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan, sehingga penderita biasanya dapat aktif bergerak.

• Nyeri Somatik
Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi, misal, regangan peritoneum parietal dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk/disayat dan nyeri dapat ditunjukkan secara tepat letaknya dengan jari, biasanya dekat dengan organ sumber nyeri. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi atau proses radang. Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendicitis akut. Setiap gerakan penderita, baik berupa gerak tubuh maupun gerak napas yang dalam atau batuk, juga akan menambah rasa nyeri. (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1997)

Nyeri somatik
1. Abdomen kanan atas: kandung empedu, hati, duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard
2. Epigastrium: lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon.
3. Abdomen kiri atas: limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru.
4. Abdomen kanan bawah: apendiks, adneksa, ureter, sekum, ileum
5. Abdomen kiri bawah: kolon, adneksa, ureter
6. Suprapubik: buli-buli, uterus, usus halus.
7. Periumbilikus: usus halus
8. Pinggang /punggung: pankreas, aorta ginjal

Mekanisme Nyeri
Reseptor nyeri dan stimulasinya.
Kapasitas jaringan menimbulkan nyeri apabila mendapat rangsangan yang mengganggu, bergantung pada keberadaan nosiseptor (saraf aferen primer untuk menyalurkan dan menerima rangsangan nyeri). Ujung-ujung saraf bebas nosireseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan kimiawi yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosireseptor bervariasi di seluruh tubuh, dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di jaringan kutis , otot rangka dan sendi. Reseptor nyeri visera tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tetapi di permukaan peritoneum, membran pleura, durameter dan pembuluh darah.

Saraf perifer terdiri dari akson toga tipe neuron yang berlainan: neuron aferen atau neuron sensorik primer, neuron simpatik dan neuron pascaganglion simpatis. Serat pascaganglion simpatik dan motorik adalah serat aferen (membawa impuls dari medula spinalis ke jaringan organ efektor). Badan sel dari neuron aferen primer terletak di akral dorsal N. Spinalis. Setelah keluar dari badan selnya di ganglion akral dorsal (GAD), akson saraf aferen primer terbagi mnejadi dua prosesus: satu masuk ke kornu dorsalis medula spinalis, dan yang lain mempersarafi jaringan. Serat serat aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran, derajat mielinisasi, dan kecepatan penghantaran. Serat aferen A-alfa dan A-beta berukuran paling besar dan bermielin serta memiliki kecepatan hantaran tertinggi. Serta serat ini berespon terhadap sentuhan, tekanan, dan sensasi kinestetik, namun serat-serat ini tidak berespon terhadap rangsangan yang mengganggu sehingga tidak dapat diklasifikasikan sebagai nosiseptor. Sebaliknya serat serat aferen primer A-delta yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin serta yang bergaris tengah kecil dan sedikit bermielin serta serat aferen primer C.

salpingitis

salpingitis.. lagi2 itis2,, yg dibahas...
peradangan pada salphynx..

cek this one out :D
Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba . . Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul ( PID ), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis , ooforitis , myometritis , parametritis dan infeksi pada peritoneum pelvis. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan pada tuba falopii.

JENIS-JENIS
Ada dua jenis salpingitis: salpingitis salpingitis akut dan kronis.
• salpingitis Akut:
Dalam salpingitis akut, saluran tuba menjadi merah dan bengkak, dan cairan ekstra mengeluarkan sehingga dinding bagian dalam tabung sering tetap bersatu. Tabung juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi dapat mengisi dan mengasapi dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi, tabung pecah dan menyebabkan infeksi berbahaya dari rongga perut (peritonitis).

• Salpingitis Kronis
Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini lebih ringan, lebih tahan lama dan tidak dapat menghasilkan gejala terlihat banyak.

Gejala
Gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi. Yang paling umum adalah:
• Abnormal bau dan warna cairan vagina.
• Nyeri saat ovulasi
• Rasa sakit selama hubungan seksual
• Sakit datang dan pergi dalam periode
• Sakit perut
• Turunkan sakit punggung
• Demam
• Mual
• Muntah

Penyebab dan patofisiologi
Infeksi biasanya berasal di vagina, dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain.

Faktor risiko
Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan bahwa serviks terbuka selama menstruasi infeksi memungkinkan untuk mencapai saluran tuba.

Faktor risiko lain termasuk prosedur bedah, menembus dinding serviks:
• Biopsi endometrium
• kuret
• histeroskopi
risiko lain adalah faktor yang mengubah lingkungan mikro dalam vagina dan leher rahim, menginfeksi memungkinkan organisme berkembang biak dan akhirnya naik ke tuba fallopi:
• antibiotik
• ovulasi
• haid
• penyakit menular seksual (PMS)
Akhirnya, hubungan seksual dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina ke tuba fallopi. faktor risiko coital adalah:
• Kontraksi uterus
• Sperma, membawa organisme ke atas.
Spesies Bakteri yang paling terkait dengan salpingitis adalah
• N. gonorrhoeae
• Chlamydia trachomatis
• Mycoplasma
• Staphylococcus
• Streptococcus
Namun, biasanya salpingitis polymicrobal , melibatkan berbagai jenis organisme. Contoh lain dari organisme yang terlibat adalah:
• Ureaplasma urealyticum
• anaerobik dan aerobik bakteri.

Komplikasi
• Infeksi indung telur dan rahim
• Infeksi pada pasangan seks
• Suatu abses pada ovarium

Pengobatan
Salpingitis ini paling sering diobati dengan antibiotik. Pengobatan dan Kontak-tracing meminimalkan komplikasi, Pengobatan IV Antibiotik jika sangat tidak sehat (misalnya, Cefoxitin 2gr/6hrls lambat IV dengan Doxycyclin 100 mg/12h PO) pada awalnya kemudian Doxycyclin 100 mg / 12 jam PO dengan Metronidazol 400 mg 12h PO sampai 14 hari dapat menutupi infeksi gonore dan klamidia. jika kurang kurang sehat Ofloxacin 400 mg/12 PO h dan Metronidazol 400 mg/12 jam PO selama 14 hari.

laparotomi

nggak cuman orang medis aja yang kudu tau laparotomi,
karena eh karena kemajuan jaman n kecanggihan teknologi yang aturan kita sebagai generasi muda memanfaatkannya nggak cuman buat facebook-an aja..
ini dia, gw mau bahas dikit tentang laparotomi..
buat temen2 sejawat yg mau bacaan ringan.. monggoo!!!
cek this one out! xD


Pengertian Laparatomi
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen, bedah laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan.
Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi yaitu: Herniotorni, gasterektomi, kolesistoduodenostomi, hepateroktomi, splenorafi/splenotomi, apendektomi, kolostomi, hemoroidektomi dan fistulotomi atau fistulektomi. Tindakan bedah kandungan yang sering dilakukan dengan teknik sayatan arah laparatomi adalah berbagai jenis operasi uterus, operasi pada tuba fallopi dan operasi ovarium yaitu: histerektomi baik itu histerektomi total, histerektomi sub total, histerektomi radikal, eksenterasi pelvic dan salingo-coforektomi bilateral. Selain tindakan bedah dengan teknik sayatan laparatomi pada bedah digestif dan kandungan, teknik ini juga sering dilakukan pada pembedahan organ lain, menurut Spencer (1994) antara lain ginjal dan kandung kemih.
Ada 4 (empat) cara, yaitu :
1) Midline incision
2) Paramedian, yaitu : panjang (12,5 cm) ± sedikit ke tepi dari garis tengah
3) Transverse upper abdomen incision, yaitu : sisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy
4) Transverse lower abdomen incision, yaitu : 4 cm di atas anterior spinal iliaka, ± insisi melintang di bagian bawah misalnya : pada operasi appendictomy.

. Indikasi Laparatomi
1) Trauma abdomen (tumpul atau tajam) / Ruptur hepar
2) Peritonitis
3) Perdarahan saluran pencernaan (Internal Blooding)
4) Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5) Masa pada abdomen (Sjamsuhidajat R, Jong WD, 1997).

c. Komplikasi
1) Ventilasi paru tidak adekuat
2) Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan

d. Post Laparatomi
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.

e. Tujuan Perawatan Post Laparatomi
1) Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
2) Mempercepat penyembuhan
3) Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi
4) Mempertahankan konsep diri pasien
5) Mempersiapkan pasien pulang

f. Komplikasi Post Laparatomi
1) Tromboplebitis
Tromboplebitis post opersi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif.
2). Infeksi
Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aureus, organisme ;gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Untuk menghindari infeksi luka yang pali penting adalah perawatan luka dengan mempertahankan aseptik dan antiseptik.
3). Dehisensi Luka atau Eviserasi
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan muntah.
4). Proses Penyembuhan Luka
a). Fase pertama (Inflamasi)
Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak/rapuh. Sel-sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai kerangka.
b). Fase kedua (Proliferatif)
Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.
c). Fase ketiga (Maturasi)
Sekitar 2 sampai 10 minggu kolagen terus menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.
d). Fase keempat (fase terakhir)
Pada fase penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.

g. Intervensi untuk Meningkatkan Penyembuhan
1). Meningkatkan intake makanan tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP)
2). Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid
3). Pencegahan infeksi

h. Pengembalian Fungsi Fisik
Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan nafas dan batuk efektif, latihan mobilisasi dini. Latiahn-latihan fisik diantaranya latihan nafas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki, menggerakan otot-otot bokong. Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur, semuanya dilakukan hari ke 2 post opersi.
Tekhnik Operasi
- Midline Epigastric Incision
Incisi dilakukan persis pada garis tengah dimulai dari ujung Proc. Xiphoideus hingga 1 cm diatas umbilikus. Kulit, fat subcutan, linea alba, fat extraperitoneal, dan peritoneum dipisahkan satu persatu.
- Midline Subumbilical Incision
Incisi dilakukan persis pada garis tengah,dan bisa merupakan perluasan dari Midline
- Epigastric Incision.
Sebagai aturan umum, peritoneum harus dibuka dari ujung bawah dari incisi, untuk menghindari lig.falciforme, tetapi untuk Midline Subumbilical Incision peritoneum harus dibuka dari bagian atas incisi untuk menghindari cidera kandunung kemih.
Peritoneum harus dibuka dengan sangat hati-hati. Cara yang paling aman adalah membukany adengan menggunakan dua klem artery, yang dijepitkan dengan sangat hati-hati pada peritoneum. Kemudian peritoneum diangkat dan sedikit diggoyang-goyang untuk memastikan tidak adanya struktur dibawahnya yang ikut terjepit. Kemudian peritoneum diincisi dengan menggunakan pisau. Incisi ini harus cukup lebar untuk memasukkan 2 jari kita yang akan dipergunakan untuk melindungi struktur dibawahnya sewaktu kita membuka seluruh peritoneum.
Perhatian khusus harus diberikan pada saat melakukan laparotomi pada penderita yang mengalami sumbatan usus, karena usus yang mengalami distensi akan terletak tepat dibawah peritoneum yang kita incisi, dan juga pada penderita yang pernah mengalami laparotomi sebelumnya, dimana harus difikirkan kemungkinan adanya perlengketan peritoneum dan struktur dibawahnya. Dan jika keadaan ini yang dicurigai dihadapi, maka sangat bijaksana jika kita melakukan incisi pada tempat lain yang cukup jauh dari tempat kemungkinan terjadinya perlengketan tadi.
- Upper Paramedian Incision
Incisi ini dapat dibuat baik di sebelah kanan atau kiri dari garis tengah. Kira-kira 2,5-5 cm dari garis tengah. Incisi dilakukan vertical, mulai dari batas costa, berakhir pada 2-8 cm dibawah umbilicus.
- Lower Paramedian Incision
Incisi ini similiar dengan Upper Paramedian Incision dan, biasanya, memang merupakan perluasan dari Upper Paramedian Incision hingga dapat mencapai abdomen dari batas costa hingga ke pubis. Hanya pada tip[e incisi ini harus diperhatikan pembuluh darah Epigastrica Inferior yang harus dipisahkan dan diikat.
- Lateral Paramedian Incision
Adalah modifikasi dari Paramedian Incision yang dikenalkan oleh Guillou et al. Dimana incisi dilakukan pada pertemuan dari pertengahan dan 1/3 luar dari rectus sheat. Pada titik ini anterior rectus sheat terdiri dari 2 lapis. Anterior sheat dipisahkan dari otot rectus. Dan kemudian Posterior sheat atau peritoneum , atau keduanya dipisahkan dengan cara yang sama dengan anterior sheat. Secara teoritis, tekhnik ini akan memperkecil kemungkinan terjadinya wound dehiscence dan incisional hernia.
- Vertical Muscle Splitting Incision
Incisi ini sama dengan conventional paramedian incision, hanya otot rectus pada incisi ini dipisahkan secara tumpul (splitting longitudinally) pada 1/3 tengahnya, atau jika mungkin pada 1/6 tengahnya. Incisi ini berguna untuk membuka scar yang berasal dari incisi paramedian sebelumnya.
- Kocher Subcostal Incision
Incisi Subcostal kanan yang biasanya digunakan untuk megakses gallbladder dan biliary passages.. Sedangkan incisi subkostal kiri dilakukan biasanya untuk splenektomi elektif.
Incisi dilakukan mulai dari garis tengah, 2,5-5 cm di bawah Proc. Xiphoideus dan diperluas menyusuri batas costa kira-kira 2,5 cm dibawahnya, sepanjang kira-kira 12 cm McBurney Gridiron Atau Muscle Split Incision. Dilakukan untuk kasus Appendicitis Akut Dan diperkenalkan oleh Charles McBurney pada tahun 1894. Incisi dilakukan pada titik McBurney secara transverse skin crease, tetapi jika penderitanya gemuk atau jika mungkin diperlukan untuk memperluas incise maka dibuat incise oblique.
- Pfannenstiel Incision
Incisi yang popular dalam bidang gynecologi dan juga dapat memberikan akses pada ruang retropubic pada laki-laki untuk melakukan extraperitoneal retropubic prostatectomy. Incisi dilakukan kira-kira 5 cm diatas symphisis Pubis skin crease sepanjang ± 12 cm.
- Thoracoabdominal Incision
Incisi Thoracoabdominal, baik kanan maupun kiri, akan membuat cavum pleura dan cavum abdomen menjadi satu. Dimana incisi ini akan membuat akses operasi yang sangat baik. Incisi thorakoabdominal kanan biasanya dilakukan untuk melakukan emergensi ataupun elektif reseksi hepar Incisi thorakoabdominal kiri efektif jika dilakukan untuk melakukan reseksi dari bagian bawah esophagus dan bagian proximal dari lambung.
Penderita berada dalam pesisi “cork-screw”. Abdomen diposisikan kira-kira 45° dari garis horizontal, sedangkan thorax berada dalam posisi yang sepenuhnya lateral. Incisi pada bagian abdomen dapat merupakan midline incision ataupun upper paramedian incision. Incisi ini dilanjutkan dengan incisi thotac secara oblique pada intercostal ke-8.
Setelah abdomen dibuka, incisi pada dada diperdalam dengan menembus m.latissimus dorsi, serratus anterior, dan obliquus externus dan aponeurosisnya. Incisi pada abdomen tadi dilanjutkan hingga mencapai batas costa
M.Intercostal 8 dipisahkan untuk mencapai cavum pleura. Finochietto chest retractor dimasukkan pada intercostal 8 dan pelan-pelan di buka. Dan biasanya kita tidak perlu untuk memotong costa. Kemudian kita melakukan pemisahan diaphragma, memisahkan dan mengikat cabang-cabang dari pembuluh phrenica.
Penutupan dari incisi ini adalah dimulai dengan menjahit diaphragma 2 lapis, memasang wsd pada cavum pleura melalui incisi yang berbeda, menutup otot dada dengan menggunakan catgut atau dexon, dan kemudian menutup incisi abdomen dengan mass suture technique

Komplikasi Insisi
• Stitch abscess
Biasanya muncul pada hari ke 10 postopersi atau bisa juga sebelumnya, sebelum jahitan incisi tersebut diangkat.. Abses ini dapat superficial ataupun lebih dalam. Jika dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika di raba. Abses ini biasanya akan diabsopsi dan hilang dengan sendirinya, walaupun untuk yang superficial dapat kita lakukan incisi pada abses tersebut. Antibiotik jarang diperlukan untuk kasus ini.
• Sellulitis
Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema dan proses inflamasi sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus Aureus, E. Colli, Streptococcus Faecalis, Bacteroides, dsb. Penderitanya biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, anorexia dan malaise. Keadaan ini dapat diatasi dengan membuka beberapa jahitan untuk mengurangi tegangan dan penggunaan antibiotika yang sesuai. Dan jika keadaannya sudah parah dan berupa suppurasi yang extensiv hingga kedalam lapisan abdomen, maka tindakan drainase dapat dilakukan.
• Gas Gangrene infection of Abdominal Wounds
Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72 jam setelah operasi, peningkatan temperature (39° -41° C), Takhikardia (120-140/m), shock yang berat. Keadaan ini ddapat diatasi dengan melakukan debridement luka di ruang operasi, dan pemberian antibiotika, sebagai pilihan utamanya adalah, penicillin 1 juta unit IM dilanjutkan dengan 500.000 unit tiap 8 jam.
• Hematoma
Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang dengan sendirinya, ataupun jika hematom itu cukup besar maka dapat dilakukan aspirasi.
• Keloid Scars
Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain. Jika keloid scar yang terjadi tidak terlalu besar maka injeksi triamcinolone kedalam keloid dapat berguna, hal ini dapat diulangi 6 minggu kemudian jika belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Jika keloid scar nya tumbuh besar, maka operasi excisi yang dilanjutkan dengan skin-graft dapat dilakukan.
• Abdominal wound Disruption and Evisceration
Disrupsi ini dapat partial ataupun total. Insidensinya sendiri bervariasi antara 0-3 %. Dan biasanya lebih umum terjadi pada pasien >60 tahun dibanding yang lebih muda. Laki-laki dibanding wanita 4 : 1

Peritonitis

peritonitis, dari namanya yg -itis2 aja kita udah tau klo ini tuh salah satu jenis dari peradangan.
peradangan di peritoneum abdomen.
banyak juga kasusnya di blok gastro, bakal sering ditemuin gituch!
hhheee~~
oke, this my report. cake this one out :D

DEFINISI
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

PENYEBAB
Peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu.
Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan bila diobati.
2. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan seksual
3. Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia)
4. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi
5. Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan.
Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan bagian usus.
6. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di dalam perut.
7. Iritasi tanpa infeksi.
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi.

GEJALA
Gejala peritonitis tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya.
Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan merasakan nyeri tumpul di perutnya.
Bisa terbentuk satu atau beberapa abses.

Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus.
Bila peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi bisa berkembang dengan cepat.
Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. Terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan elektrolit.
Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utama, seperti kegagalan paru-paru, ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar.

DIAGNOSA
Foto rontgen diambil dalam posisi berbaring dan berdiri.
Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat terlihat pada foto rontgen dan merupakan petunjuk adanya perforasi.

Kadang-kadang sebuah jarum digunakan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut, yang akan diperiksa di laboratorium, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan memeriksa kepekaannya terhadap berbagai antibiotika.
Pembedahan eksplorasi merupakan teknik diagnostik yang paling dapat dipercaya.

PENGOBATAN
Biasanya yang pertama dilakukan adalah pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila terdapat apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau divertikulitis.
Pada peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau penyakit radang panggul pada wanita, pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan.

Diberikan antibiotik yang tepat, bila perlu beberapa macam antibiotik diberikan bersamaan.
Cairan dan elektrolit bisa diberikan melalui infus.

Apendisitis

Penyakit yang umum banget terjadi di masyarakat, terlebih menyerang anak-anak sampai dewasa muda. Karena itu, gw mau share dikit. #efek ngerjain laporan tutorial juga sih. HHaa~~


cek this one out.!


DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks).
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.

Letak apendiks
Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.

Ukuran dan isi apendiks
Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin.

Posisi apendiks
Laterosekal : di lateral kolon asendens.
Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis minor.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.

PENYEBAB
Penyebab apendisitis belum sepenuhnya dimengerti.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif yang menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks. Selain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks.
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis).
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan :
- masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal
- terbentuknya abses
- pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
- masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.

Klasifikasi
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :
- Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
- Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

MANIFESTASI KLINIK
1. Menurut Betz, Cecily, 2000 :
o Sakit, kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah
o Anoreksia
o Mual
o Muntah,(tanda awal yang umum, kuramg umum pada anak yang lebih besar).
o Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonotis.
o Nyeri lepas.
o Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.
o Konstipasi.
o Diare.
o Disuria.
o Iritabilitas.
o Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama.
2. Manifestasi klinis menurut Mansjoer, 2000 :
Keluhan apendiks biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan semakin progresif, dan denghan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda Rovsing, psoas, dan obturatorpositif, akan semakin meyakinkan diagnosa klinis.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.


Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
Pada stadium ini gejala yang timbul sedikit mirip dengan sakit maag dimana terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah, kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas pada apendisitis akut yaitu nyeri pd titik Mc Burney (istilah kesehatannya).
Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak usus buntu itu sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung usus buntu menyentuh saluran kencing ureter, nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada gangguan berkemih. Bila posisi usus buntunya ke belakang, rasa nyeri muncul pada pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa nyeri mungkin tidak spesifik begitu.

DIAGNOSA
. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut Betz(2002), Catzel(1995), Hartman(1994), antara lain :
1. Anamnesa
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah :
o Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
o Muntah oleh karena nyeri viseral.
o Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).
o Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.
Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks . Apendicitis disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendiculer
2. Palpasi
Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal yaitu:
- Nyeri tekan di Mc. Burney.
- Nyeri lepas.
- Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal
Pada appendix letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang .
Tanda-tanda khas yang didapatkan pada palpasi appendicitis yaitu:
a. Nyeri tekan (+) Mc.Burney
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis
b. Nyeri lepas (+)
Rebound tenderness (nyeri lepas tekan ) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam di titik Mc Burney.
c. Defens musculer (+)
Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
d. Rovsing sign (+)
Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah, apabila kita melakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya tekanan yang merangsang peristaltik dan udara usus, sehingga menggerakan peritoneum sekitar appendix yang meradang sehingga nyeri dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan (somatik pain)
e. Psoas sign (+)
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks
Ada 2 cara memeriksa :
1. Aktif : Pasien telentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, pasien memfleksikan articulatio coxae kanan maka akan terjadi nyeri perut kanan bawah.
2. Pasif : Pasien miring kekiri, paha kanan dihiperekstensikan pemeriksa, nyeri perut kanan bawah
f. Obturator Sign (+)
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan kearah dalam dan luar (endorotasi articulatio coxae) secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium

3. Auskultasi
Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma.
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 – 97 %), terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93 – 98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks
3. Laboratorium
Pemeriksaan darah : lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari 13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya lekositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran ke kiri. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

4. Pemeriksaan Colok Dubur
Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis pelvika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur.
5. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
6. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix

Komplikasi
1. Menurut Hartman, dikutip dari Nelson, 1994 :
o Perforasi.
o Peritonitis.
o Infeksi luka.
o Abses intra abdomen.
o Obstruksi intestinum.
2. Menurut Mansjoer, 2000 :
Apendiksitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi peyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut.
Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak klien pertam akali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.
Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkan tindakan lain sebagai penunjang : tirah baring dalam posisi fowler medium, pemasangan NGT, puasa, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian penenang, pemberian antibiotik berspektrum luas dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan kultur, transfusi utnuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensif, bila ada.
Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung ke arah rektum atau vagina. Terapi dini dapat diberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segera menghilang, dan apendiktomi dapat dilakaukan 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap progresif harus segera dilakukan drainase. Abses daerah pelvis yang menonjol ke arah rektum atau vagina dengan fruktuasi positif juga perlu dibuatkan drainase.
Tromboflebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang letal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam sepsis, menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Pada keadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengan drainase. Komplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus dan fokal sepsis intraabdominal lain. Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.


PENGOBATAN
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
1. Sebelum operasi
o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
o Pemasangan kateter untuk control produksi urin.
o Rehidrasi
o Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
o Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.
o Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
2. Operasi
o Apendiktomi.
o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
o Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.
3. Pasca operasi
o Observasi TTV.
o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.
o Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.
o Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.
o Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.
o Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
o Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2×30 menit.
o Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
o Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang ditandai dengan :
o Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
o Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis
o Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri.
Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan :
o Umumnya klien berusia 5 tahun atau lebih.
o Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi.
o Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
o Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut.Pembedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpa peritonitis umum.



sekian- ^o^

Rabu, 27 April 2011

my day

fuh.. fuhh.. fuhh.. kayaknya udah lama banget ga update blog ampe gw yakin klo ini adalah rumah pasti rumahnya udah banyak sarang laba-labanya :)


mau cerita dikit lah, sesi ulang tahun gw kali ini..
Pas tanggal 16 April, malem2 gw nraktir yg jadi 'kebiasaan' temen2 yg datengnya cuman anak2 Praban k obonk.. huft, BT banyak yg ga dateng.. mna tau2 dapet telpon dari ibu klo ayah udh d jalan? what hell! gw kan gaa boyee kluar malem2.. hhee~~
tapi, BT nya ilang pas malem2 dapet cake dari anak2 kost hesti.. trus tau2 all my girls dateng dengan cake pinky buatan sendirinya..
pas malem2 pulak, disiram sama anak-anak kostan pake aer belau ampe diomelin pak RW.. huhuuu :'(
and terpaksa ngepel malem2 sama ngerendem baju malem2.. But, i luv u all




Malem2 ayah bawa kue yg aselii buanyak benjet,, kue yg bronis2an 2 biji, kue gulung super satu, kue yg setengah keju-setengah coklat yg asli enak(bakal minta d beliin lg gw klo balik), trus sepatu kets buat larii,, trus sama training gr2 training gw cuman satu n gw hobi olahraga,, tas kulit (sukak banget),, sama rok item yg ngegeliwir2 n masi gmana juga masi ada tempelan harga beli d sabar-subur plaza depan rumah -,-a
asiikk,, get alot of cakes n stuff :D

Selang berapa hari, abis bokap gw balik, gw baru nraktir anak2 sisanya.. tanpa laki2 dy orang.
gw dengan polos dan nistanya pula, mikir kan sweet amat, tumben anak2 nggak meng-ababil-isasi..
ga taunya doong! dong! siang balik nraktir sisanya, gw lagi enak2 nongkrong d WC, dy org dateng sepasukan dengan tanpa berdosanya gw d sekep, d iket, n d lakban bibir gw..
Dodolnya dy org, gw tau.. scara mata d buka.. #taun kmarennya mata gw dtutup.. nyehee~



Jadilah rambut gw jadi adonan aer ntah bekas cuci piring atau apa.. katanya 'putri galih' sii tuu aer minta d babang2 somai -,-a
plus celor bucuk, selai coklat kacang yg ini jelas udah basi gw yakin (udah dari kapan tauk ada d kamar cuwee),, mentega, terigu, kopi (yg ini belum sempet)..
Dan gw berhasil meloloskan diri sebanyak dua kali.. hhaa~~
pinter sekaligus bego juga.. pinter bisa ngelolosin diri tapi kog bego kali ampe ketangkep lagi.. huh.
d video-in dengan nistanya sama sii cintya najong..
denger cerita anak2 sii, pas gw berhasil dengan sukses bwt lepas yg pertama itu dy org langsung lari, ke arah belakang kostan gw..
soalnya gw d iketnya d luar pager kostan! Dan bayangpun dong, jadi tontonan kan pastii -.-a
yang ayu ampe lepas sepatu ama masuk rumah orang , yang ntah uci apa cuwee ampe ngumpet d jemuran orang, yang naya ampe angkat rok. hha~ #penulis sambil ketawa

eh, kan duit gw, ATM gw, KTP gw pake d rampok(red. d ambil tanpa sepengetahuan) pulak..
inilah cerobohnya.. lagian geh, kluar klas bentar aja nemen amat klo gw megangin dompet kmana2..
trus abis selang 10 harii (kata uci), dengan kamuflase ada yg tujuh bulanan lah , ada yg 5 bulanan lah..
mana badan meriang meriem malindaa gr2 belakangan kluar malem tyuss..
dateng lah, #gr2 inget kata2 cuwee klo gw skrg jrg ikut kumpul.. jadi ga enak n ikut laaah gw..



setelah puas makan duren n ngasoy2 makan minum jagung bakar,, dy org ngasii kado yg isinya ATM2, KTP, n batere hp (keknya batere hp lama yg lupa2 mlu mu gw buang)
Aselii,, udh mna ga ada ATM, mau ngambil pke buku tabungan geh musti make KTP.. Gila lah dy org..
Dan puun,, terakhirnyaa gw dkasi kembalian n dceritain perampokan itu smuaa..
huhhuuu..
mana tanggal tua kan tuu,,, kek manalah gw menyambung hidup #lebaii..hhaa~
dan mulangin kembalian sisa beli itu semuaa.. huaaaa!!!!
kenapalah tyap gw ultah pestii nraktirnya doble, triple,,

taun kmaren doble blom tetek bengeknyaa..
taun ini malah triple2an..

ga kebayang klo ampe taun besok fourple2 an..
hhaaa~~

Yasudahlah,, seababil2nya temen2 gw,,, segila2nya dy org..
tetep temen gw #sambil kentut.. -,-''
hhhaaa~~

-THE END-