Jumat, 03 Juni 2011

hematuria dan retensi urin sebagai indikasi penyakit ginjal

Hematuria adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Ini mungkin idiopatik dan / atau jinak, atau dapat menjadi tanda bahwa ada batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika sel-sel darah putih ditemukan di samping sel-sel darah merah, maka itu adalah tanda infeksi saluran kemih.

Jenis
Perubahan warna merah pada urin dapat memiliki berbagai penyebab:
• Sel darah merah
o Hematuria mikroskopis (darah dalam jumlah kecil, dapat dilihat hanya pada urine atau light microscope)
oHematuria makroskopik (hematuria "terang" atau "kotor")
• Hemoglobin (pigmen hanya merah, bukan sel-sel darah merah)
• Pigmen-pigmen yang lain
o Mioglobin dalam myoglobinuria
o Porfirin di porfiria
o Betanin, setelah makan bit
o Obat-obatan seperti Rifampisin

Penanganan hematuria tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi saluran kemih, pengobatan antibiotika sudah cukup. Jika penyebabnya adalah tumor atau batu ginjal, mungkin memerlukan pembedahan. Dalam kasus pembesaran prostat, tujuan pengobatan adalah mengurangi volume kelenjar prostat.

Retensi Urin
Adalah keadaan dimana penderita tidak mengeluarkan urin sehingga kapasitas maksimal vesika urinaria terlampaui.

Penyebab retensi urin adalah:
- Kelemahan otot detrussor
Cedera pada sumsum tulang belakang, kerusakan serat saraf menyebabkan otot detrussor teregang dalam waktu lama.
- Cedera atau gangguan sumsum tulang belakang di daerah cauda equine menyebabkan gangguan koordinasi detrussor-sfingter.
- Hambatan jalan keluar :
o Kelainan prostat
o Striktura uretra
o Batu uretra
o Kerusakan uretra
o Gumpalan darah di vesika urinaria
- Sfingter interna yang tidak bisa membuka karena rangsang simpatis berkurang

Gejala Klinis :
- Rasa tidak nyaman pada daerah perut bawah.
- Ada pembesaran pada perut bawah
- Tidak dapat kencing
- Inkontinensia paradoksa

Tata Laksana :
- Kateterisasi
- Sistostoni suprapubik trokar
- Sistosoni suprapubik terbuka
- Pungsi suprapubik

Tidak ada komentar:

Jumat, 03 Juni 2011

hematuria dan retensi urin sebagai indikasi penyakit ginjal

Hematuria adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Ini mungkin idiopatik dan / atau jinak, atau dapat menjadi tanda bahwa ada batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika sel-sel darah putih ditemukan di samping sel-sel darah merah, maka itu adalah tanda infeksi saluran kemih.

Jenis
Perubahan warna merah pada urin dapat memiliki berbagai penyebab:
• Sel darah merah
o Hematuria mikroskopis (darah dalam jumlah kecil, dapat dilihat hanya pada urine atau light microscope)
oHematuria makroskopik (hematuria "terang" atau "kotor")
• Hemoglobin (pigmen hanya merah, bukan sel-sel darah merah)
• Pigmen-pigmen yang lain
o Mioglobin dalam myoglobinuria
o Porfirin di porfiria
o Betanin, setelah makan bit
o Obat-obatan seperti Rifampisin

Penanganan hematuria tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi saluran kemih, pengobatan antibiotika sudah cukup. Jika penyebabnya adalah tumor atau batu ginjal, mungkin memerlukan pembedahan. Dalam kasus pembesaran prostat, tujuan pengobatan adalah mengurangi volume kelenjar prostat.

Retensi Urin
Adalah keadaan dimana penderita tidak mengeluarkan urin sehingga kapasitas maksimal vesika urinaria terlampaui.

Penyebab retensi urin adalah:
- Kelemahan otot detrussor
Cedera pada sumsum tulang belakang, kerusakan serat saraf menyebabkan otot detrussor teregang dalam waktu lama.
- Cedera atau gangguan sumsum tulang belakang di daerah cauda equine menyebabkan gangguan koordinasi detrussor-sfingter.
- Hambatan jalan keluar :
o Kelainan prostat
o Striktura uretra
o Batu uretra
o Kerusakan uretra
o Gumpalan darah di vesika urinaria
- Sfingter interna yang tidak bisa membuka karena rangsang simpatis berkurang

Gejala Klinis :
- Rasa tidak nyaman pada daerah perut bawah.
- Ada pembesaran pada perut bawah
- Tidak dapat kencing
- Inkontinensia paradoksa

Tata Laksana :
- Kateterisasi
- Sistostoni suprapubik trokar
- Sistosoni suprapubik terbuka
- Pungsi suprapubik

Tidak ada komentar: